La Couleur De La Vie

                                       "C’est un peu de mon histoire"

In Memorial
Chat Room
My Music


Leave Your Message
Your Time Now
Vote For Me
Is My blog's content and design appealing to you to visit back again?

100% Yes!
50% Yes
Less than 50% yes
Not at all
No Comment

View Results

Weather @Depok
The WeatherPixie
Prayer Time
Visitor Counter
Live Page Popularity


Google
 
Réflexions sur mon expérience d'apprentissage
Friday, October 03, 2008
Entah kenapa aku pengen menulis tentang kejadian yang sebulan ini kualami selama di Perancis. Mungkin tidak ada maksud untuk mengajari atau memberi pelajaran kepada orang lain. Tapi untuk Aku sendiri agar aku lebih bijak dalam segala tingkah laku. Jika ada yang tidak senang .... tolong maafkan saya. Dan ada yang sependapat dengan, mari kita budayakan kebiasaan baik ini.

Sedikit balik kemasaku, dimana waktu saya umur 20an, yang terbayang bahwa di Jakarta banyak orang jahatnya. Ternyata perkiraanku salah, masih banyak orang baik-baik. Bahkan aku bandingkan dengan kota X dimana aku dulu Sekolah Tingkat Atas. Dimana-mana banyak sekali kekerasan, bahkan setiap tahun mahasiswa selalu berantam. Hal ini masih sering terdengar, bahkan mengarah ketidakan yang merusak dan membuat orang lain dirugikan. Makanya aku dulu berniat, tamat SMA harus ke Jawa, tapi tidak ada dalam pilihanku Jakarta. Namun keinginan orang tuaku untuk meneruskan Sekolah di Jakarta.


Saat ini aku kadang suka bertanya, kenapa kebudayaan Barat atau di Eropa dibilang sangat "maaf : tidak mendidik"? Mungkin Culture yang selalu bebas melakukan apa saja.. salah satu contoh "Sering melakukan ciuman didapan umum". Menurut saya itu bukan budaya kita, tapi bagi mereka itulah ungkapan kasih sayang dengan pasangnya, dan tidak dilakukan dengan orang yang tidak disayangi. Selain itu disini banyak yang selalu menampilkan bagian-bagian tubuh yang tidak perlu dilihat oleh orang lain (dalam agama Islam kecuali Muhrim nya). Kalo masalah saya jujur sulit untuk menerimanya, tapi itulah mereka dengan segala kebebasannya mereka (tidak seluruhnya loh ... bahkan cuman sebagaian kecil warga perancis).

Terlepas dari kebiasaan "buruk" diatas, namun dari selama sebulan saya tinggal dan melihat kenyataan yang sangat berharga untuk saya secara pribadi.

1. Tidak membuang sampah sembarangan.

Saat melakukan Patrimoine, dalam perjalanan ke le creusot dari kejauhan seorang anak kecil mengeluarkan sebungkus coklat dari dalam tasnya. Aku perkirakan anak tersebut berumur 5 tahun bersama bapaknya yang sedang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Aku juga termasuk yang berdiri, tanpa di komanda atau disuruh oleh bapaknya anak tersebut menyimpan bungkusan coklat dikantong celananya.
Mungkin ngak anak seumur itu di Indonesia mau melakukan hal tersebut ? Yang ada dalam pikiranku .. tidak mungkin, bahkan oleh orang tuanya akan membiarkan atau menyuruh anaknya untuk membuang sampah sembarangan. Toh dia masih kecil jadi tidak perlu dimarahi. Bahkan mungkin akan dimarahin kalo menyimpan sampah di saku celana yang akan membuat kotoran atau coklat akan menempel disakunya. Kebiasaan kecil akan membuahkan hasil yang sama, dimana anak tersebut lebih senang buang sampah sembarangan saat dia besar.

2. Selalu melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Suatu hari aku berbelanja di Toko (sejenis Alfamart) untuk membeli keperluan makan selama 1 minggu. Dalam Halte Mansart aku turun dari Bus, dan melanjutkan jalan kaki (sayang 1 Euro kebuang hanya jarak 400 meter. itung-itung oleh raga). Aku berpapasan dengan seorang perempuan yang sudah lanjut usia, kalo aku taksir umurnya lebih tua dari umur almarhum nenekku. Dengan langkah kaki yang satu per satu sangat lambat, aku meninggalkannya. Apa yang membuat aku tidak percaya saat ku sedang antri di kasir, ternyata dia juga sedang ngantri di kasir sebelah. Gila ..... jalan kaki sejauh itu hanya untuk belanja roti dan beberapa makanan kecil seorang diri ?
Cerita lainnya juga masih sepasang orang tua yang sudah lanjut usia. Mereka pergi berdua, naik turun bus tanpa ditemanin keluarga. Bahkan masing-masing membawa kantong yang entah isinya apa. Dalam hatiku kok tega banget anak-anaknya membiarkan orang tuanya pergi sendiri.
Kejadian yang lain yang diceritakan oleh Pak Aries (teman sekantor yang lagi Kuliah juga disini), Ada pasangan suami istri yang baru naik bus. Pasangan tersebut mengajak anaknya yang berumur 3 tahun. Si suami mengecap tiketnya dialat pencatat waktu, sedangkan istrinya sedang mencari tiket bus. Suaminya bilang cari dulu, mungkin keselip di kertas (dalam bahasa perancis). Saat bus mulai jalan, istrinya tidak menemukan tiket, dan akhirnya istrinya dengan membawa anaknya dan barang-barang yang dari dipegang ke depan hanya untuk beli tiket. Suaminya gimana ? Tanpa bersalah duduk tanpa memperdulikan istrinya yang sedang bingung.
Mungkin ada benarnya, kalo kita bisa kenapa mesti orang lain yang lakukan. Tapi budaya Timur lebih sering membuat seseorang menjadi manja. Apa yang mungkin bisa kita lakukan, selama masih ada orang lain kadang kita manfaatkan.

3. Melakukan sesuatu dengan jujur.

Salah satu yang sering aku lihat adalah penumpang disini selalu jujur. Di Jakarta kenderaan sangat-sangat banyak. Bahkan mengakibatkan kemacetan pada jam tertentu. Bukan masalah kenderaan yang akan jadi point pelajaran, tapi penumpangnya. Bus - bus di Perancis tidak ada kondekturnya atau keneknya. Yang ada hanya Sopir seorang bahkan lebih banyak wanita yang mengendarai bus.
walau hanya seorang diri selain mengendarai bus dan melayani penumpang yang akan beli tiket, para penumpangnya selalu jujur ... setiap kali naik dan tiketnya sudah tidak berlaku, pasti penumpangnya akan beli tiket.

Di Indonesia, banyak penumpang Kereta Api Listrik yang tidak membeli tiket. Dan kalo ketangkap "main mata" ama petugas kereta. Di sini petugasnya tidak sering, kadang-kadang aja dan tidak pernah pasti dan rutin terjadwal. Tapi para penumpangnya selalu jujur dengan membeli tiket.

4. Jangan karena "maaf: cacat" kita tidak melakukan apa-apa.
Kejadian ini baru saja aku lihat hari ini. Tadi waktu di Halte sedang nunggu bis yang masih 17 menit lagi bus akan datang seperti yang terlihat di display waktu. Di seberang jalan ada ada sebuah kursi roda yang dinaikki oleh seorang wanita. Tadinya aku pikir dia hanya ingin ke gedung sebelah, karena kondisi diluar terasa suhu sangat dingin (pikirku begitu tanpa memperhatikan lagi). Saat aku di toko Intermache "sejenis Alfamart", ternyata wanita yang berkursi roda tadi pergi berbelanja ditoko yang sama denganku. Jauh juga perjalannanya ada sekitar 1 - 1,5 Km dengan kondisi dan cuaca yang sangat dingin.
Mungkin tidak terpikir oleh kita, kalo kita akan malu untuk beraktifitas, atau keluarga kita tidak ingin orang lain melihat dan melihat sebelah mata akan keadaan tersebut. wanita tadi tidak merasa malu. Bahkan dia bisa membuktikan kalo dia masih bisa melakukan belanja sendiri segala kebutuhannya.

5. Kendaraan bermotor selalu mendahului pejalan kaki.
Setiap pengendara selalu mengetahui rambu dan peraturan dalam berlalu lintas. Setiap kali aku menyeberang jalan mengusahakan selalu di zobra cross. Tapi kadang nyeberang tidak di zebra cross, namun setiap pejalan kaki selalu diberi jalan oleh pengendara baik sepeda atau motor tanpa sopir tersebut marah atau berteriak.
Beda halnya dengan di Indonesia, kita pasti di teriakin atau dimarahin ... "mau nguji nyawa","nyawanya masih banyak ya ?" atau lainnya. Disini pejalan kaki selalu di Utamakan, dan jangan karena yang punya kenderaan orangnya mampu bisa sesuka seenaknya.
6. Merokok diluar ruangan, rumah dan tidak didalam bus.
Umumnya Orang perancis pada merokok baik wanita atau pria. Entah dari mana alasan mereka senang merokok, tapi mereka tidak maniak dengan rokok. Merokok yang mereka lalukan adalah diluar jam kerja. Dan kalo lagi kerja tidak ada yang merokok didalam ruangnya. Mereka merokok biasanya diluar dari bagunan, salah satu contoh di depan LABO ESIREM.
Di Indonesia, UU tentang pengaturan orang merokok sudah dikeluarkan, namun efek jera dari UU tersebut tidak berakibat membuat jera. Yang ada makin menjadi, hal ini tidak ada instansi yang terkait yang mengurusi masalah tersebut. Jangan cuman bisa buat UU, tapi SDM untuk yang melaksanakan di Limpahkan ke Orang lain. Harusnya di siapkan dulu SDM serta sejauh mana pelaksaannya.


Semoga ini menjadi pengalaman berharga dan menjadi refleksi dari kehidupanku kelak....

Labels: ,

posted by Musa @ 8:37 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Musa
Home: Depok, Jawa Barat, Indonesia
About Me: Seorang yg sederhana, moderat, individu serta suka dedikasi dan komitmen dalam semua aspek hidup. Dalam pandanganku sendiri sebagai seorang stabil, bertanggung jawab, percaya diri dan orang penuh kasih yang mempunyai niat baik. Kenangan dari segalanya langkahku merupakan pengalaman berharga dimasa mendatang. Petualanganku dimulai dari pulau “Celebes” yang lebih dikenal dengan Sulawesi. Tepatnya di daerah Gorontalo tempat kelahiran dan masa-masa kecilku bermain dan tumbuh. Minat yang berkisar akademis terutama hardware system, petualangan. Mengunjungi suatu tempat dan hidup bebas dari “penjajahan” kesenangan penuh kasih. Bagaimanapun, seorang Purnawarman Musa masih merasakan bahwa aku bukanlah seorang yang sempurna.


YM ID : adadegh
See my complete profile
Facebook ID
Previous Post
Archives
Current Moon
CURRENT MOON
moon info
Other My Blog

Coretan

↑ @Gunadarma University

Serpihan-serpihan Catatanku

↑ @Blogsome dot Com

Links
This Day in History

Total Online
UG Radio
Powered by

BLOGGER

© 2005 La Couleur De La Vie Template by Isnaini Dot Com