Pagi hari pukul 4.50 WIB terdengar ringtone membangunkanku. Padahal aku baru aja sejam tertidur setelah kekelahan mengerjakan coding program Inventarisasi Software. Ku lihat di layar HP, telpon dari Ayah. "Wan, Mama sudah 2 hari jarang makan". kemudian dari seberang terdengar lagi "Mama dah sakitnya udah parah". Aku sulit mengucapkan sepatah-katapun. sesaat kemudian telpon terputus. Kucoba menelpon ke Gorontalo ke HP Ayah, tapi tidak menerima panggilan. Panggilan kulanjutkan ke Nomor Rumah. Terdengar Adikku (Rosmeylin S. Musa, panggilan Tuti) menangis karena melihat kondisi Mama yang sakitnya makin parah. Tuti hanya bilang "Mama dari kemarin sore tidak pernah ngomong, selalu diam dan tidak mau menjawab atau disuruh makan sudah ngak mau lagi." Aku coba tenangin adikku untuk sabar dan ikhlas menghadapi cobaan. "Tut, ngak usah nangis....kamuuuuu............". Tiba-tiba telpon putus kembali dari Gorontalo. Saat yang sama, adikku yang ikut aku di Jakarta (Saiful Bahri Musa, panggilan Yuyun) terbangun dan langsung keluar menanyakan "Kenapa Kak". Aku jawab seperlunya "Mama sudah sakit dan tidak makan dari kemarin". Panggilan telpon masuk lagi dari Nomor telpon rumah. Dari seberang "Kak, Mama sudah pergi" kata Tuti sambil menangis. Innalillah wa inna lillahi rojiun Setelah menenangkan Adikku yang menangis di seberang telpon, aku minta adikku untuk segera siap-siap untuk ke Gorontalo. Karena hanya ada 2 maskapai yang ke Gorontalo. Tapi karena Lion Air tidak mungkin terkejar, karena penerbangan pagi jam 5.30 WIB. Akhirnya telpon call center Sriwijaya Air berharap ada bangku untuk penerbangan Siang hari. Karena semua bangku sudah penuh, akhirnya Aku dan Yuyun memutuskan untuk berangkat esok hari.
Saat ini setahun mengenang kepergian Mama, 25 November 2006
.
Ibu, tanpamu mungkin saya tidak akan lahir di dunia ini. Hanya ada satu kisah saja yang menyatakan kelahiran manusia tanpa ibu yaitu pertama Nabi Adam A.S. Mama, walau Engkau telah meninggalkan kami. Doaku selalu untukmu. Maafkan anakmu sampai akhir hayatmu belum dapat memberikan cucu yang Engkau idamkan. Mama, walau Aku selalu menyusahkan dan sering melawan, aku sangat sayang padamu. Mama, Aku anakmu masih ingat pesan terakhir kali saat aku harus balik lagi ke Jakarta. "Wan, Jangan Berantam Sama Saudaramu". Mama, Aku akan ingat selalu apa yang Engkau ajarkan.
Tiada apa yang lebih menggembirakan Selain melihat manisnya senyuman Tiada apa yang lebih mendamaikan Selain merasa nikmat belaian Tiada apa yang boleh menenangkan Selain berada di pangkuan Ibu tersayang..
Semilir lalu kukirimkan khabar rindu Dalam dingin kalbu kubisik ingatan buatmu Ibu yang sentiasa dihati Ibu yang telah banyak memberi Takkan dapat kucari ganti Untuk seorang ibu anugerah Tuhan buatku.
Gembira ibu membuat duniaku indah Tangisan ibu membuat kalbuku gundah Doa ibu membuat aku semakin tabah Semangat ibu membuatku semakin kuat
Terima kasih ibuku... Atas segala yang kau korbankan Tiada wanita lain di dunia ini boleh menandingi ibuku.
Name: Musa Home: Depok, Jawa Barat, Indonesia About Me: Seorang yg sederhana, moderat, individu serta suka dedikasi dan komitmen dalam semua aspek hidup. Dalam pandanganku sendiri sebagai seorang stabil, bertanggung jawab, percaya diri dan orang penuh kasih yang mempunyai niat baik. Kenangan dari segalanya langkahku merupakan pengalaman berharga dimasa mendatang. Petualanganku dimulai dari pulau “Celebes” yang lebih dikenal dengan Sulawesi. Tepatnya di daerah Gorontalo tempat kelahiran dan masa-masa kecilku bermain dan tumbuh.
Minat yang berkisar akademis terutama hardware system, petualangan. Mengunjungi suatu tempat dan hidup bebas dari “penjajahan” kesenangan penuh kasih.
Bagaimanapun, seorang Purnawarman Musa masih merasakan bahwa aku bukanlah seorang yang sempurna.