Siswa sekolah menengah atas dari Indonesia memenangkan kontes The Intenational Project Competition InfoMatrix di Bucharest Rumania, yang digelar pada 14-15 Mei lalu. Robot rakitan mereka mendapat penghargaan dalam kompetisi internasional yang diselenggarakan Lumnia Universitatea Din Bucharest dan Departemen Pendidikan Rumania. Dalam kompetisi yang diikuti 300 peserta dari 50 negara itu, robot wakil Indonesia menyabet medali emas dan dua perak untuk kategori hardware control. Ada empat kategori yang dilombakan, yaitu computer art, programming digital content, dan hardware control. Medali emas diberikan kepada Amanah Rahmadiah siswi SMA Kharisma Bangsa, Tangerang, Banten. Amanah merakit robot yang bisa mendeteksi keberadaam bom lewat reaksi kimia bahan bom dengan udara. Setelah "hidung" robot mencium keberadaan bom, kameranya akan mengecek apakah itu benar-benar bom. Jika memang bom, robot akan mengambil bom itu dan memasukannya ke kotak antibom. Selanjutnya memboyong bom itu ketempat yang sepi. "Jadi semangatnya untuk meminimalkan korban", kata purnawarman Musa, dosen pembimbing Amanah dai Universitas Gunadarma. Panitia menyediakan empat medali perak untuk kategori hardware control. Untuk bidang ini, dapat diboyong dua perak. "Selain Orisinalitas ide, juga ditekankan kegunaannya di kehidupan sehari-hari. kata purnawarman. Dan ditekankan, alat tersebut bisa menjadi solusi terbaik. Negara kita akhir-akhir ini dikenal karena banyak pengeboman. Maka saya ingin merancang alat untuk menimbulkan korban. "kata Amanah Rahmadiah, Amanah pun menggarap Bombuster sejak Februari 2007. Jerih payahnya menghasilkan emas ajang tahunan itu. Sedangkan medali perak diperoleh Dipa Raditya dari SMA Pribadi, Depok, Jawa Barat, dan Riyandi Pratama Putra dari SMA Semesta, Semarang. Robot berjuluk Mobile Fire Extinuisher buatan Dipa dan Riyan berfungsi menemukan titik api dan memadamkannya. Jika kebakaran terlalu besar, sang robot akan mengirim peringatan adanya bahaya kebakaran melalui SMS. Ketika di Rumania, robot kami mengalami kendala. Ada beberapa bagian yang tidak berfungsi, kata Dipa sehingga dia hanya memaparkan ide dan pemrograman di hadapan juri. Keunggulan robot kami, karen bentuknya kecil, dia bisa masuk kesudut mana saja yang tidak tejangkau pemadam, katanya. Dan itu berhasil meyakinkan juri. Untuk membikin Bombuster dihabiskan dana sekitar Rp 5.5 juta. Sedangkan untuk Mobile Fire Extinguisher dibutuhkan sekitar Rp 4 Juta selain kedua robot itu , tim dari SMA Fatih.Banda Acah, yang membuat Drunk Detector Car, juga mendapat medali perak untuk kategori yang sama. Sumber : Gatra Edisi 24 - 30 Mei 2007
Labels: PASIAD, Robotika
|