La Couleur De La Vie

                                       "C’est un peu de mon histoire"

In Memorial
Chat Room
My Music


Leave Your Message
Your Time Now
Vote For Me
Is My blog's content and design appealing to you to visit back again?

100% Yes!
50% Yes
Less than 50% yes
Not at all
No Comment

View Results

Weather @Depok
The WeatherPixie
Prayer Time
Visitor Counter
Live Page Popularity


Google
 
Cara Hidup Harmonis
Sunday, February 03, 2008
sumber : SUARA PEMBARUAN DAILY

Sukses dan Hidup Harmonis, Tujuan Hidup Berorganisasi

Seseorang memegang peranan penting dalam dunia ini dan dirasa bijaksana oleh orang-orang yang hidup di sekitarnya. SP/ irawati diah astuti

Oleh Lianny Hendranata

Hidup di era sekarang, semua orang berkonfrontasi dengan banyak pertanyaan akan hidup. Kita semua menyadari, saat ini adalah zaman di mana banyak ketidakpastian dan banyak hal bisa terjadi tanpa terduga. Sulit memprediksi hasil akhir dari usaha atau hidup kita.

Jika kita bisa menyadari bahwa untuk tetap bisa berjalan dalam iklim yang sulit ini, maka kita disarankan untuk berhenti memakai cara saling menyalahi dan merasa diri paling hebat dan semua kendali ada pada kejeniusan otak kita.

Namun, jiwa kita harus mendapat prioritas untuk harmonis, dalam jiwa yang harmonis, akan lahir tubuh yang sehat dan manusia yang berpikir serta bertindak dengan kebijaksanaan.

Penting untuk kita mempunyai kepercayaan diri yang kuat, tetapi lebih penting lagi jika kita mulai bekerja dengan "heart & soul" hanya dengan kesadaran ini kita mampu menjadi fleksibel berkreasi dalam menjiwai suatu tantangan hidup.

Linda Simons, misalnya, adalah wanita Indonesia yang cerdas serta berpendirian kuat, yang dia ekspresikan sebagai sarjana hukum lulusan universitas di Indonesia dan Belanda. Tetapi, ketika dia harus menjalankan sisa hidupnya di Belanda, tanah kelahiran ibunya, maka ada perasaan bahwa hidupnya sebagai jiwa yang terperangkap dalam dualisme, mengalami culture shock, seperti diungkapkan Alvin Toffler dalam menggambarkan perbedaan budaya atau gambaran kehidupan dualisme.

Selain itu, istilah dualisme digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, kehidupan berpolitik juga dalam "Dualisme Antropologi" yang digambarkan oleh filsuf Plato sebagai kenyataan dan bayangan idealisme, "Dualisme etika" yang digambarkan dalam kebaikan dan kejahatan.

Selain itu ada "Kosmisch Dualisme" yang mengajarkan bahwa di dalam kehidupan pasti ada dua hal yang saling bertentangan, yaitu antara materi atau fisik dan psikis, awal dan akhir, alfa dan omega, serta sifat sementara dan kekal. Demikian pula istilah Tiongkok "yin- yang" mengenal dua sisi dalam satu lingkaran, yaitu sesuatu hal yang berlawanan dalam satu wadah.

Namun, kini timbul pertanyaan baru: Apakah dualisme harus selalu dipisahkan. Bisakah kita memisahkannya dalam pikiran, perasaan dan tindakan kita dalam hidup ini. Bagaimana dan apa yang harus dilaku- kan oleh orang yang mengalaminya sendiri.

Toleransi Vs Risiko

Kehidupan dualisme culture shock bukan saja dialami oleh orang yang tinggal di negara asing, tetapi oleh orang yang memasuki hidup berumah tangga, di mana sepasang manusia dengan perbedaan lingkup hidup, cara dibesarkan, dan kultur-kultur leluhurnya, latar belakang pendidikan, perbedaan usia dan sebagainya. Maka menjadikan dua orang yang bersatu dalam mahligai rumah tangga, menpunyai "kewajiban" menjadi suatu hal yang harus dibereskan untuk bisa hidup harmonis secara lahir batin.

Sebab, jika satu pihak dominan mempertahankan, sementara yang lain ditindas untuk mengalah, maka yang terjadi keduanya frustasi. Demikian juga jiwa yang terjebak dualisme dalam satu tubuh diri sendiri. Jika kita tidak bisa berdamai dengan diri sendiri, maka kita terjebak frustasi berkepanjangan yang memengaruhi segala aspek hidup kita.

Kehidupan dualisme yang mau tidak mau, melahirkan terapi kejut untuk diri kita, maka culture shock menjadikan freedom of expression, di mana kebebasan berekspresi mempunyai harga yang sesuai dengan apa yg direalisasikan dalam interaksi, dan harganya adalah toleransi atau risiko. Itulah dualisme yang harus kita cermati untuk menjalani hidup harmonis, bagaimana kita bisa hidup dengan damai sejahtera, kita jiwa kita sendiri mempunyai dualisme yang saling berperang. Harga dari ini sangat mahal, yaitu kesehatan dan kesuksesan hidup. Itu harganya!

Jika kita memandang keharmonisan dualisme ini sebagai sesuatu yang mutlak (absolut) harus diharmoniskan, maka pertanyaannya adalah apakah otomatis sebuah toleransi harus selalu ada risikonya? Apakah selalu dualisme mempunyai aspek berlawanan yang selalu harus bersanding atau bersaing?

Pertanyaan yang bagus untuk dijawab oleh jiwa kita, Bagaimana harus menyikapi hidup di dunia ini. Yang jelas, pandangan subyektif dirasa kurang tepat lagi diterapkan dalam zaman sekarang, Dimanapun kita hidup dan berada, baik dalam konteks nasional maupun internasional, maka sebagai ilmuwan dengan pendidikan dualisme dalam jiwanya, Linda Simons memberi pendapatnya, sebaiknya pandangan obyektif-lah yang harus selalu kita terapkan untuk mengambil keputusan di dalam kehidupan ini.

Lebih tepat jika kita bisa memandang sesuatu dari "atas", sebab melihat dari atas mewakili kebijaksanaan, tidak "berpihak" berbeda dengan memandang dari sisi kiri atau kanan, samping atau belakang. Jika demikian kita memandang, maka ada sisi yang terhalang untuk dilihat.

Tetapi memandang dari atas akan memberi pandangan obyektif yang luas, maka kita bisa berinteraksi, berinovasi dan berinspirasi berdasarkan Situasi, Kondisi, Toleransi, Pandangan, dan Jangkauan jiwa kita.

Menjadi manusia yang obyektif tidaklah mudah, namun imbalannya bisa menjadikan seseorang memegang peranan penting dalam dunia ini dan dirasa bijaksana oleh orang-orang yang hidup di sekitarnya, seperti posisi seorang hakim dalam lembaga peradilan, selalu mempertimbangkan kepentingan dua belah pihak yang sedang bersengketa.

Tak kalah pentingnya menempatkan diri pada situasi yang tepat, waktu yang tepat, terhadap orang yang tepat, dan dengan rangkaian kata-kata yang tepat.

Dengan demikian risiko dari sebuah toleransi yang kita berikan akan memberi sebuah harga dari "freedom of expression", kebebasan berekspresinya sebuah jiwa yang melahirkan inovasi berpikir dan inspirasi kesuksesan dalam lingkup keadilan dalam menyejahterakan orang lain dan diri sendiri.

by : ray_and_mel@hotmail.com

Labels:

posted by Musa @ 9:03 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Musa
Home: Depok, Jawa Barat, Indonesia
About Me: Seorang yg sederhana, moderat, individu serta suka dedikasi dan komitmen dalam semua aspek hidup. Dalam pandanganku sendiri sebagai seorang stabil, bertanggung jawab, percaya diri dan orang penuh kasih yang mempunyai niat baik. Kenangan dari segalanya langkahku merupakan pengalaman berharga dimasa mendatang. Petualanganku dimulai dari pulau “Celebes” yang lebih dikenal dengan Sulawesi. Tepatnya di daerah Gorontalo tempat kelahiran dan masa-masa kecilku bermain dan tumbuh. Minat yang berkisar akademis terutama hardware system, petualangan. Mengunjungi suatu tempat dan hidup bebas dari “penjajahan” kesenangan penuh kasih. Bagaimanapun, seorang Purnawarman Musa masih merasakan bahwa aku bukanlah seorang yang sempurna.


YM ID : adadegh
See my complete profile
Facebook ID
Previous Post
Archives
Current Moon
CURRENT MOON
moon info
Other My Blog

Coretan

↑ @Gunadarma University

Serpihan-serpihan Catatanku

↑ @Blogsome dot Com

Links
This Day in History

Total Online
UG Radio
Powered by

BLOGGER

© 2005 La Couleur De La Vie Template by Isnaini Dot Com